Stoma Care Week 2025
Bridging the Gap Connecting Knowledge, Support, and Care
adanya peningkatan pasien dengan Ca Colon di Indonesia dapat meningkatkan pula pasien dengan kebutuhan stoma care
Indonesia merupakan negara dengan tingkat penyakit kronis yang cukup besar. Berdasarkan data RISKESDAS tahun 2018 menunjukkan bahwa Indonesia memiliki prevalensi penyakit kronis yaitu kanker 1.79%. Penyakit-penyakit kronis ini dapat menimbulkan komplikasi yang membutuhkan keterampilan perawatan Enterostomal therapy atau ketrampilan perawatan luka, stoma, dan inkontinensia. Terlebih, pasien dengan penyakit kanker kolorektal, yang merupakan penyebab terbesar pembuatan stoma di Indonesia, masuk menjadi 5 Besar Kasus kanker di Indonesia (GLOBOCAN, 2020). Dengan adanya peningkatan pasien dengan Ca Colon di Indonesia dapat meningkatkan pula pasien dengan kebutuhan stoma care. Hal ini juga ditambah dengan penyakit TB yang angkanya masih tinggi di Indonesia yaitu meningkat dari 429,219 kasus menjadi 523,614 kasus dalam rentang tahun 2017-2019 (Iskandar et al., 2023). Kejadian TB yang tinggi ini dapat berkontribusi risiko terhadap peningkatan kebutuhan perawatan stoma akibat TB usus.
Menyikapi fenomena tersebut maka tuntutan pelayanan yang berkualitas menjadi tuntutan bagi para stoma nurse. Stoma nurse diharapkan mampu meningkatkan pelayanan yang bersifat holistik (bio-psiko-sosio-kultural) secara komprehensif yang meliputi upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif. Sehingga perlu kreatifitas stoma nurse dalam memberikan pelayanan. Sehingga diperlukan peran perawat profesional enterostomal sebagai care provider, educator, advocator, kolaborator, dan innovator, serta researcher guna mempertahankan kemandirian ostomate dalam menghadapi permasalahan yang dihadapi dan meningkatkan kualitas hidup ostomate.
Namun, perlu diakui bahwa stoma nurse masih belum banyak di Indonesia dan akses ke perawatan stoma terkadang menjadi tantangan bagi beberapa pasien (WOCARE, 2023). Beberapa pasien mungkin harus mencari bantuan dari perawat umum atau tenaga medis lainnya yang tidak memiliki pengetahuan khusus dalam merawat stoma. Saat ini, kondisi masyarakat Ostomate termasuk disabilitas yang belum dapat tertangani dengan baik. Merupakan tugas besar bagi rumah sakit dalam memenuhi hak para penyandang disabilitas ostomate untuk mendapatkan layanan yang tepat dan sesuai kondisinya oleh petugas kesehatan, terutama stoma nurses dan dokter bedahnya. Sehingga saat masyarakat ostomate kembali ke komunitas, dapat melakukan pekerjaan sosialnya secara mandiri.
Indonesian Ostomy Associations kota Bogor dan WOCARE Indonesia adalah organisasi yang didedikasikan untuk menyediakan dukungan termasuk bantuan kepada individu dengan stoma dan keluarga di Indonesia. Organisasi ini berupaya untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang stoma (kolostomi, ileoustomi dan urostomi), mempromosikan kualitas hidup yang lebih baik bagi ostomate, dan memfasilitasi pertukaran informasi serta pengalaman di antara anggotanya. InOA Kota Bogor dan WOCARE Indonesia, memberikan berbagai layanan dan program yang mencakup edukasi, konseling, dukungan emosional, pertemuan kelompok, serta advokasi bagi hak-hak ostomate di Indonesia dan berusaha meningkatkan kesadaran masyarakat tentang stoma termasuk memberikan informasi yang akurat tentang perawatan stoma kepada publik.
Berdasarkan uraian diatas maka kami bermaksud mengadakan kegiatan 7th Stoma Care Week: Bridging the Gap Connecting Knowledge, Support, and Care guna memberikan dampak positif yang besar pada kehidupan ostomates, keluarga, perawat dan dokter dalam meningkatkan service layanan. Kegiatan dan program yang akan dibahas selama Stoma Care Week (dua hari) dapat memberikan dampak jangka panjang yang positif. Inisiatif ini termasuk program edukasi, dukungan masyarakat, atau perubahan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas perawatan stoma secara berkelanjutan. Termasuk melakukan fundraising untuk pembelian kantong stoma dan aksesoris serta pemeriksaan/ perawatan bagi para Ostomate Indonesia.